Kita mungkin mengira, semua lautan di bumi ini bercampur menjadi satu. Sama asinnya, sama warnanya dan sama cairnya. Namun ternyata Allah menciptakan lautan dengankarakteristiknya masing-masing, dan mereka tidak bercampur satu sama lainnya. Mereka seolah dipisahkan oleh dinding penyekat.
Salah satu buktinya adalah selat Gibraltar. Selat Gibraltar adalah lautan sempit yang berada di antara Maroko, Afrika dan Daratan Spanyol, Eropa. Selat inilah yang digunakan oleh Thariq bin Ziyad dan pasukannya menyeberang ke daratan Eropa dan membuka jalan masuknya Islam ke Eropa.
Di selat Gibraltar inilah, terdapat tanda-tanda alam yang menakjubkan, yaitu pertamuan dua arus yang sangat berbeda, Laut Mediterania dan Samudera Atlantik. Pertemuan dua arus laut ini ditandai perbedaan warna dari kedua lautan. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih terang, sedangkan air laut Mediterania berwarna biru lebih gelap, lebih pekat. Garis batasnay dapat terlihat jelas.
Mengapa? Karena kedua lautan ini memiliki sifat-sifat air yang amat berbeda. Suhu, kadar garam, dan kerapatan air yang berbeda pula. Ketika keduanya bertemu di Selat Gibraltar, karakter air dari masing-masing laut tidak berubah. Meski sama-sama zat cair, namun ternyata kedua air dari kedua lautan ini tidak bercampur. Bahkan, air laut Mediterania menyusup sampai kedalam 1.000 meter di bawah Samudera Atlantik dan tetap tidak berubah karakteristiknya. Subhanallah!
Inilah bukti nyata dari Al-Qur’an :
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.”
(QS. Ar-Rahman : 19 – 20)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar